Jika anda pergi berlibur ke Lombok, sempatkanlah untuk mengunjungi objek wisata di Pura Lingsar Lombok. Pura ini berbeda dari pura kebanyakan karena menjadi tempat beribadah umat Hindu dan Muslim ajaran Waktu Telu. Meskipun terlihat aneh, tetapi pura ini menjadi simbol kerukunan umat beragama di Lombok. Hal ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Lombok.
Kompleks di Pura Lingsar Lombok
Pura ini terdiri dari tiga kompleks, yaitu kompleks Pura Lingsar (Pura Gaduh), Kompleks Kemaliq, dan Kompleks Pesiraman. Kompleks Pura Lingsar terletak di sebelah utara menghadap ke barat. Kompleks ini menjadi tempat beribadah umat Hindu. Kompleks Kemaliq dan Kompleks Pesiraman terletak di selatan bagian bawah dan menghadap ke barat tetapi sedikit ke arah utara menghadap kiblat. Kompleks Kemaliq menjadi tempat ibadah umat muslim, sedangkan Kompleks Pesiaraman adalah tempat pemandian. Kompleks Pura Lingsar dikelilingi tembok batu bata yang disebut dengan Kori Agung. Tembok ini dibuat dengan tinggi 1.35 meter dan tebal 85 cm yang diberi pintu utama di sebelah barat bagian tengah. Di dalam bagian pura terdapat tempat-tempat suci diantaranya Bale Banten, Penyungsunan Betara Agung, Penyungsunan Betara Alit di Bukit, penyungsungan Betara Ngerurah, Bale Pararianan, dan Bale Pawedaan. Setiap bangunan suci tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Sama halnya denga Pura Lingsar, Kompleks Kemaliq juga dikelilingi dengan tembok batu-bata yang sudah dipagar. Pintu utamanya terletak di sebelah barat. Sedangkan dua pintu di sebelah selatan merupakan pintu masuk ke Kompleks Pesiraman. Di kompleks ini terdapat bangunan-bangunan suci seperti Penyungsungan Betara Gede (Betara Lingsir), Bale Sekepat, Pawedaan, dan Bangunan Baru. Kompleks Pesiraman terbagi menjadi dua, yaitu Pesiraman Laki-laki dan Pesiraman Perempuan. Pada masa kerajaan Karang Asem-Lombok, raja dan keluarganya selalu mandi di pemandian ini sebelum pergi sembahyang. Kompleks ini juga dikelilingi tembok setinggi 2 meter dengan pintu masuk di sebelah barat. Di dalam kompleks ini terdapat beberapa bangunan seperti Bangunan Betara Bagus Belian, Pancuran di kedua tempat pemandian, dan Pancuran Loji.
Kolam Telaga Ageng Pura Lingsar Lombok
Di samping tempat berdoa, ada sebuah kolam persegi dengan luas 6.230 meter persegi. Kolam yang dibuat untuk menghormati Dewa Wisnu ini memiliki 9 pancuran yang memancarkan air ke kolam. Di dalam kolam ini terdapat ikan tuna berukuran satu meter yang akan keluar jika diberi telur ayam rebus. Ikan ini tidak akan keluar meskipun pengunjung mencoba memancingnya dengan umpan-umpan lain selain telur ayam rebus. Konon katanya jika dapat memanggil ikan ini keluar, maka ia akan mendapat keberuntungan. Selain itu, ada kepercayaan lain jika melemparkan koin ke dalam kolam sambil berbalik maka akan diberi kelancaran rejeki. Percaya atau tidak, hal tersebut masih berkembang dan banyak wisatawan yang mencoba peruntungan mereka.
Keunikan Pura Lingsar Lombok
Pura ini menjadi tempat beribadah dua umat berbeda, maka untuk menjaga kerukunan, mereka menghargai adat dan kepercayaan agamanya masing-masing. Contohnya, sapi yang dianggap suci oleh umat Hindu dilarang berkeliaran di sekitar Pura. Ketika memasuki kawasan Pura, pengunjung harus memakai selendang berwarna kuning yang diikatkan di pinggang untuk menghargai tempat yang dianggap suci oleh Hindu dan Islam ini. Setelah memakai selendang tersebut, pengunjung boleh memasuki kawasan pura dan berdoa di sana. Jika anda mengunjungi Pura Lingsar Lombok pada bulan Desember, anda dapat menyaksikan upaca adat yang unik di sini. Pasalnya upacara adat ini dilakukan oleh dua umat beragama yang berbeda keyakinan. Umat muslim melakukan upacara adat Perang Ketupat bersamaan dengan upacara adat Piodalan / Pujawali yang dilaksana oleh umat Hindu. Itulah beberapa objek wisata di Pura Lingsar Lombok yang dapat anda kunjungi. Apakah anda penasaran dengan pura dua umat ini? Maka jangan lewatkan pura ini saat anda berlibur ke Lombok.