Desa Sukarara Objek Wisata Budaya di Lombok Yang Wajib Dikunjungi

Bantu kami Share tentang Lombok, agar semakin banyak yang menikmati keindahan alam & keunikan budayanya…

Pulau Lombok merupakan pulau di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang luar biasa. Objek wisata Lombok tidak hanya berupa objek wisata alam. Pulau Lombok memiliki objek wisata budaya yang menjadi daya tarik di mata wisatawan.

Objek wisata budaya di Lombok yang tidak boleh Anda lewatkan adalah Desa Sukarara. Desa  Sukarara merupakan desa sekaligus objek wisata budaya di Pulau Lombok yang terkenal dengan kerajinan tenun.

Desa Sukarara dihuni oleh suku Sasak yang masih melaksanakan berbagai macam tradisi yang diwariskan oleh leluhur.

Desa Sukarara Objek Wisata Budaya di Lombok

Wisata di desa sukarara LombokDesa Sukarara merupakan objek wisata budaya di Lombok yang terkenal dengan kebudayaan menenun. Tradisi menenun di Desa Sukarara sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu sekaligus diturunkan secara turun-temurun ke setiap generasi.

Bahkan, untuk melestarikan tradisi menenun di Desa Sukarara, setiap perempuan yang ada di desa ini sudah diajarkan cara menenun kain sejak masih kecil.

Selain itu, kain tenun merupakan sumber mata penghasilan yang utama penduduk Desa Sukarara. Kain tenun tersebut dijual ke wisatawan yang berkunjung ke desa budaya tersebut, terutama wisatawan yang berasal dari luar negeri.

Bahkan, kain tenun buatan perempuan di Desa Sukarara sudah dijadikan komoditi ekspor ke luar negeri. Jika Anda berkunjung ke Desa Sukarara, Anda akan mendapatkan kesempatan untuk belajar cara menenun kain khas Desa Sukarara.

Perempuan yang ada di Desa Sukarara dengan senang hati akan mengajarkan cara menenun kain khas Desa Sukarara.

Wisata Desa Sukarara Lombok
Wisata Desa Sukarara Lombok

Kain tenun yang dibuat oleh perempuan di Desa Sukarara merupakan kain tenun yang spesial. Kain tenun dari desa wisata budaya di Lombok ini merupakan kain tenun yang terbuat dari benang emas atau kerap disebut dengan kain songket.

Teknik pembuatan kain songket di Desa Sukarara menggunakan teknik menambah benang pakan untuk membuat bagian dasar kain songket atau disebut dengan kain lungsi.

Sedangkan, untuk menambah hiasan atau ornamen pada kain songket digunakan teknik menyisipkan benang berwarna emas, perak, dan warna lain di atas kain lungsi.

Kain tenun buatan desa wisata budaya di Lombok ini memiliki ciri khas yang mana kain tersebut diwarnai menggunakan bahan-bahan alami, bukan pewarna tekstil.

Bahan-bahan alami yang digunakan untuk mewarnai kain tenun dari Desa Sukarara adalah kulit pohon mahoni untuk warna cokelat tua, batang pohon jati untuk warna cokelat muda, biji asam untuk warna cokelat kemerahan, dan kulit manggis untuk warna ungu.

Selain itu, benang untuk membuat kain tenun khas Desa Sukarara berasal dari benang sutra. Sehingga, kain tenun khas Desa Sukarara memiliki tekstur yang halus dan licin serta tidak panas ketika dikenakan.

Ciri khas lain dari kain tenun khas Desa Sukarara adalah motif ornamennya yang sangat beragam. Namun, ada empat motif ornamen kain tenun yang paling banyak digunakan yaitu subahnala, cungklik, serang penginang, dan keker.

Kain tenun dari Desa Sukarara dapat dibeli secara langsung di desa tersebut. Di desa wisata budaya di Lombok tersebut, ada banyak toko yang menjual kain tenun buatan perempuan di Desa Sukarara.

Kain tenun tersebut dijual dalam beragam bentuk, mulai dari sapu tangan, selendang, rok, baju, hingga kain lembaran. Harga kain tenun dari Desa Sukarara bervariasi, tergantung pada ukuran serta kerumitan dari motifnya.

wisata budaya di Lombok
Desa Sukarara Lombok

Selain tradisi menenun, desa wisata budaya di Lombok ini memiliki peraturan yang unik. Perempuan dari Desa Sukarara yang ingin menikah harus bisa menenun.

Jika perempuan dari Desa Sukarara tidak bisa menenun, maka tidak diperbolehkan untuk menikah. Jadi Anda tidak boleh heran melihat anak-anak kecil atau remaja yang duduk di teras rumah untuk menenun.

Mereka harus bisa menenun sejak kecil atau remaja. Sehingga, mereka bisa langsung menikah begitu memasuki usia menikah.

Selain itu, perempuan di Desa Sukarara yang sudah menikah wajib mengenakan kain tenun dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan kain tenun yang terbuat dari jalinan benang merupakan lambang dari ikatan suami istri.

Selain itu, perempuan yang selalu memakai kain tenun dipercaya rumah tangganya akan langgeng sampai mati.

Artikel Lombok Menarik Lainnya :)